Jadi sebelumnya, Nokia punya empat unit bisnis yakni ponsel dan layanan, infrastruktur dan jaringan telekomunikasi yang diwakili oleh Nokia Solution Networks, peta digital yang lebih dikenal sebagai Nokia Here, serta pengembangan teknologi dan lisensi paten yang dinaungi oleh Advanced Technologies.
Yang diakusisi oleh Microsoft adalah unit bisnis ponsel dan layanan yang selama ini memang menangani bisnis ponsel Nokia, yang dalam hal ini adalah seri smartphone Lumia dan seri lain yang ada di bawahnya.
Inilah yang jadi alasan Nokia bisa meluncurkan tablet N1, karena meski sama-sama masuk kategori mobile, ponsel dan tablet menempati segmen yang berbeda.
Artinya Nokia memang tak melanggar perjanjian akuisisi dengan Microsoft. Pembesut Windows Phone ini juga telah menyatakan bahwa tablet Nokia N1 tak ada hubungan dengan mereka.
"Pengumuman yang dilakukan Nokia (memperkenalkan tablet N1) tak ada hubungannya dengan Microsoft," demikian pernyataan resmi yang dilontarkan Microsoft, seperti detikINET kutip dari BBC, Rabu (11/19/2014).
Apalagi akibat Akuisisi tersebut, Nokia harus rela namanya dicabut dari seri smartphone Lumia. Analis lantas beranggapan dirilisnya tablet N1 adalah usaha Nokia yang ingin tetap menjaga eksistensi di jagat mobile.
Yang tak kalah menarik adalah dipilihnya Android sebagai basis sistem operasinya. Hal ini memunculkan dugaan bahwa bila Nokia telah dibolehkan kembali menggunakan merek Nokia untuk ponselnya, sangat mungkin perusahaan Finlandia ini akan bangkit kembali dengan OS milik Google itu.
Sebagai informasi, akuisisi oleh Microsoft memaksa Nokia untuk tidak meluncurkan ponsel hingga 31 Desember 2015. Berarti di atas waktu tersebut, tak menutup kemungkinan ponsel Nokia akan kembali hidup. Pakai Android?
sumber